Wednesday, January 15, 2020

TELEVISI ANALOG DAN DIGITAL


SEJARAH TELEVISI ANALOG & DIGITAL


Digital Television (DTV) adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan system kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara dan data ke pesawat televisi. Teknik transmisi digital pada siaran TV digital dapat disiarkan melalui jaringan komunikasi kabel, seluler, testerial dan bahkan jaringan internet atau IPTV. Saat ini terdapat beberapa standar penyiaran TV digital yang sedang berkembang yaitu DVB-T (Digital Video Broadcasting Terestrial) dari Eropa, ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Testerial) dari Jepang, ATSC (Advanced Television Sistems Comnutted) dari Amerika Serikat, TOMB (Testerial Digital Multimedia Broadcasting) dari Korea Selatan, dan DMB-T(Digital Multimedia Broacasting Testerial) dari China. Di Indonesia uji coba penyiaran TV digital telah dilaksanakan sejak pertengahan tahun 2006 menggunakan kanal 34 UHF untuk standar DVB-T (Digital Video Broadcasting Testerial) dan kanal 27 UHF untuk standar DMB-T (Digital Mobile Broadcasting Testerial). DVB adalah standar terbuka yang diterima secara internasional untuk TV Digital. Sistem DVB mendistribusikan data menggunakan berbagai pendekatan yaitu satelit (DVB-T), kabel (DVB-C), tersterial (DVB-T), dan TV terrestrial digital untuk genggam atau handhelds (DVB-H). Dunia penyiaran televisi (TV) di Indonesia akan segera memasuki era digital.

Pemerintah melalui keputusan menteri komunikasi dan informatika Nomor : 07/P/M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang standar penyiaran digital teresterial untuk televisi tidak bergerak di Indonesia telah menetapkan standar DVB-T (Digital Video Broadcasting Testerial) sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial tidak bergerak di Indonesia.

Penetapan tersebut telah menggariskan arah perkembangan penyiaran televisi di Indonesia ke depan. Selanjutnya pemerintah juga telah mempersiapkan pelaksanaan datangnya era penyiaran digital dengan mempersiapkan tiga working group yang dipercaya untuk melakukan perumusan konsep-konsep dasar bagi pengembangan penyiaran televisi digital di Indonesia melalui keputusan menteri KominfoNo.500/Kep/M. KOMINFO / 11 / 2007. Ketiga working group tersebut adalah working group master plan frekuensi penyiaran digital dan working group teknologi peralatan. Sampai saat ini, ketiga working group masih bekerja. Hasilnya ada beberapa yang sudah disampaikan kepada kalangan terbatas untuk dilakukan pencermatan dan evaluasi. Kepastian proses digitalisasi penyiaran televisi di Indonesia dipertegas lagi dengan peraturan menteri komunikasi dan informatika No. 27/P/M. KOMINFO / 8 / 2008 tentang uji coba lapangan penyelenggaraan siaran televise digital, tertanggal 5 Agustus 2008. Dalam peraturan menteri tersebut digariskan uji coba yang akan dilakukan mengubah pola penerimaan televisi pelanggan. Terdapat tiga tahap yang akan dilalui pelaksanaan uji coba tersebut, tahap pertama akan dimulai 2008-2012 meliputi tahap uji coba selama 1 tahun, penghentian izin lisensi baru untuk TV analog setelah beroperasinya penyelenggara infrastruktur TV digital, perkenalan DVB-T atau DAB, periode simulcast (diperlukan pemetaan lokasi dimulainya siaran digital dan dihentikannya siaran analog sesuai usulan rancangan permanen mendorong industri elektronik dalam penyediaan peralatan penerima TV digital. Tahap kedua, ditergetkan mulai tahun 2013-2017 dengan kegiatan meliputi penghentian siaran televisi analog di kota-kota besar dilanjutkan dengan daerah regional lainnya serta intensifikasi penerbitan izin bagi mux operator yang awalnya beroperasi analog ke digital. Tahap ketiga atau tahap terakhir merupakan periode dimana seluruh siaran TV analog dihentikan penuh pada band empat dan lima, dan kanal keatas digunakan untuk system komunikasi nirkabel masa depan.

PENGERTIAN TV ANALOG DAN DIGITAL

TV DIGITAL

Televisi Digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
Seiring dengan perkembangan yang ada,tv digital sekarang telah menjadi banyak pilihan oleh khalayak banyak karena fitur dan kemudahan dalam penggunaannya. Dan produsen tv elektronik pun juga mulai melirik pasar TV digital seiring dengan perkembangan tv analog yang kian menurun. TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera video.

TV ANALOG
Televisi analog adalah jenis televisi yang menggunakan gelombang radio berbentuk tube atau tabung CRT(Chatode Ray Tube) yang signalnya dipancarkan hingga berwujud suara dan gambar.
Sistem pemancar TV Digital
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.
Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV).


Televisi Digital (Digital TelevisionDTV) atau penyiaran Digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi Digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisi nya yang Digital namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal Digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran Digital (Digital Broadcasting).
Televisi Analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum televisi Digital dapat dimasukan ke Analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi Analog NTSC (National Television System Committee), PAL, dan SECAM.



Perbedaan TV Digital dengan TV Analog

Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi Analog dan Digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem Analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem Digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Perbedaan TV Digital dan TV Analog hanyalah pada sistem tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan sistem Analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, sedangkan pada pada sistem Digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode Digital (diskret) baru di pancarkan.

KELEMAHAN TV ANALOG DAN DIGITAL

TV ANALOG
Kelemahan Analog TV biasanya terletak pada hasil terima yang terlihat kurang sempurna. Tampilan yang dihasilkan dari Analog TV berkedip-kedip dengan kualitas gambar menjadi turun atau tidak jernih. Hal ini karena gambar-gambar analog yang menyatu karena pancaran elektron yang ditembakkan hanya setengahnya saja yang sampai ke layar TV dan TV analog hanya mampu menampilkan gambar dengan besaran resolusi 480 pixel saja sehingga gambar tidak mampu tertampil dalam TV berukuran besar.

TV DIGITAL
1. Harus menyiakan peralatan tambahan berupa parabola set plus receivernya
2. Gangguan dapat terjadi apabila matahari tepat berada di atas satelit

KELEBIHAN TV ANALOG DAN DIGITAL

TV DIGITAL
1. Kualitas gambar
2. Julah siaran televisi
3. Karakteristik sinyal
4. Spektrum Frekuensi
5. Lebar pita Frekuensi

Dampak Positif

Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam. Pengurangan terhadap efek noise. Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code serta. Mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api). Selain itu sinyal Digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv Digital tidak sebesar tv Analog.


Dampak Negatif

Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki. Standardisasi yang harus segera ditentukan baik untuk perangkat dan teknologi yang akan digunakan. Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya. Jika kanal TV Digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran Digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV Analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV Digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat , Ary. (2015). Analisis Perancangan Sistem MATV (Master Antena Televisi) Digital Pada Hotel Golden Tulip Essential Pontianak. Diperoleh Dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jteuntan/article/view/11233
Alaydrus, M. 2011. Antena Prinsip Dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. 
Basset, John. 2001. Rahasia Dibalik Televisi. Bandung : Pakar Karya Pakarnya Pustaka. 
Dennis Roddy & Jhon Coolen. 1997. Electronic Communication, 3rd Edition, terjemahan oleh Kemal Idris, cetakan Ke-empat. Jakarta : Erlangga. 
Francis, Rm. D. Yuri. 1992. Membuat Teknik Transmisi sinyal Audio- Video(Television Cable Set). Jakarta : C.V Aneka. 
Hill McGraw. 1984. Basic Televisi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Dennis Roddy & Jhon Coolen, 1997, Electronic Communication, 3rd Edition, terjemahan oleh Kemal Idris, cetakan Ke-empat, Pernerbit Erlangga. 


No comments:

Post a Comment

Penjelasan sederhana 6 Menu dari shopee.co.id

  Oleh : 1.        Aditia Nanda A                                     (50418178) 2.        Bambang Satrio Nugroho                     (51418...