Saturday, July 25, 2020

SYSTEM DEVELOPMENT LIFE STYLE


         SYSTEM DEVELOPMENT LIFE STYLE



Mata Praktikum                     :  Pengantar Web Science

Kelas                                       :  2IA19

NPM                                         :   52418053

Nama                                       :   Ditya Anggraeni


TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
 Kata Pengantar
Sangat sulit untuk membuat sebuah perangkat lunak tanpa perancangan yang maksimal. Beberapa teknik dalam mengembangkan perangkat lunak terus dikembangkan hingga kini. Masih banyak perdebatan mengenai metode yang paling baik dan paling sesuai untuk segala tipe perangkat lunak. Meski demikian, ada perencanaan lebih baik daripada tidak ada perencanaan sama sekali.
Dilihat dari berbagai sisi, SDLC memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai sarana komunikasi antara tim pengembang dengan pemegang kepentingan. SDLC juga berfungsi membagi peranan dan tanggung jawab yang jelas antara pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek.
Fungsi lain dari SDLC ialah dapat memberikan gambaran input dan output yang jelas dari satu tahap menuju tahap selanjutnya. SDLC adalah siklus yang digunakan dalam pembuatan atau pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
Dalam pengertian lain, SDLC adalah tahapan kerja yang bertujuan untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut.
SDLC menjadi kerangka yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproses pengembangan suatu perangkat lunak. Sistem ini berisi rencana lengkap untuk mengembangkan, memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu.

Daftar Isi



BAB I  Pendahuluan ................................................................................................... 1
     1.     Latar Belakang .................................................................................................. 1
A.        Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
B.         Maksud dan tujuan ........................................................................................ 1

BAB I 
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.
Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur. Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. 
A.    Rumusan Masalah
1.        Mengetahui apa saja kegunaan SDLC
2.        Manfaat SDLC
B.     Maksud dan tujuan 
1.        Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan SDLC
2.        Untuk mengetahui tahapan – tahapan SDLC
1

BAB II  Pembahasan


SDLC adalah siklus hidup pengenbangan system. Metodologi metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan system iinformasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak metodologi – metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan system informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. 
Pengembangan SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis system untuk mengembangkan system informasi, termsuk persyaratan, validasi, pelatihan dan pengguna (stakeholder) kepemilikan. Setiap SDLC harus menghasilkan system berkualitas tinggi yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, mencapai penyelesaian dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien disaat ini dan direncanakan teknologi informasi insfrakstruktur dan murah untuk  mempertahankan dan biaya efektif. 
Adapun metode yang di gunakan dalam SDLC yaitu :

1. Metode SDLC Waterfall


Waterfall apabila diartikan secara literature berarti air terjun. Namun demikian, bagi ilmu computer juga teknologi informasi, waterfall merupakan salah satu jenis metode yang digunakan dalam melakukan sebuah pengembangan system.  Metode pengembangan system sendiri dapat di artikan sebagai sebuah proses mengembangkan dan juga mengubah suatu system perangkay lunak atau software dengan menggunakan Teknik – Teknik tertentu. 
Pengembangan system dan juga perangkat lunak dari sebuah software computer dilakukan secara sekuensial dan juga saling berurutan. Pada model pengembangan system metode waterfall, sebuah pengembangan system dilakukan berdasarkan urutan analisis, desain, pengkodean, pengujian dan berakhir pada tahap supporting. Disebut sebagai metode waterfall dikarenakan tahapan dan juga urutan dari metode yang dilakukan merupakan jenis metode yang berurutan dan berkelanjutan, seperti layaknya sebuah air terjun. 

1.1 Tahapan metode waterfall


Ada 5 tahapan yang harus dilewati oleh sebuah system dalam pengembangannya apabila menggunakan implementasi dari metode pengembangan waterfall. Berikut ini adalah kelima tahapan yang harus dilewati oleh pengembangan system tersebut :  
1.      Tahapan analisis 
Tahapan analisis mengacu pada fenomena dan juga permasalahan yang terjadi, dan mengapa sebuah aplikasi sangat pentung untuk dibuat dalam mengatasi masalah atau fenomena tersebut. Kemampuan analisis tidak hanya dibebankan kepada programmer saja, namun bisa juga dibebankan kepada ahli ekonomi dan juga social politik.
2.      Tahapan desain
Tahapan berikutnya adalah pembuatan desain dari sebuah system dalam tahapan ini, tidak hanya desain interface sistemnya saja yang dikembangkan, namun juga dikembangkan sedain dari alur system tersebut, hingga bagaimana satu system tersebut bisa bekerja, mulai dari tampilan awal, fungsi – sungsi tombol, hingga input output yang akan dihasilkan nantinya.
3.      Tahapan pengkodean
Pengkodean merupakan tahapan yang wajib dilakukan oleh mereka yang mengerti Bahasa pemrograman, untuk menjalankan desain system yang sudah dibuat, maka kemudian kode dan juga script akan dimasukkan ke dalam desain tersebut, sehingga nantinya desain dari system tersebut bisa berjalan dengan lancer dan juga baik. 
4.      Tahapan pengujian
Setelah sitem selesai dilakukan pengkodean, maka system tersebut akan diuji sebelum silemparkan kedalam pasaran untuk digunakan oleh user. Dalam pengujian dilihat apakah sistem dapat bekerja dengan baik, tampilan interface sesuai harapan, dan semua fungsinya bisa digunakan dengan baik dan lancar.
5.      Implementasi Sistem (implementasi)
Tahap implementasi adalah tahap dimana semua elemen dan aktivitas sistem disatukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Menyiapkan Fasilitas Fisik
Fasilitas-fasilitas fisik yang disiapkan antara lain komputer dan peripheralnya, termasuk keamanan fisik untuk menjaga berlangsungnya peralatan dalam jangka waktu yang lama.
b.      Menyiapkan Pemakai
Pemakai disiapkan dengan terlebih dahulu yaitu dengan memberikan pelatihan secara prosedural maupun tutorial mengenai sistem informasi sesuai fungsi tugasnya. Tujuannya adalah agar para pemakai mengerti dan mengusai operasi sistem dan cara kerja sistem serta apa saja yang diperoleh dari sistem.


c.       Melakukan Simulasi
Kegiatan simulasi berupa pengujian sistem secara nyata yang melibatkan personil yang sesungguhnya.
6.      Pemeliharaan Sistem (Maintenance)
Ada 3 alasan perlunya pemeliharaan sistem, yaitu:
a.       Untuk membenarkan kesalahan atau kelemahan sistem yang tidak terdeteksi pada saat pengujian.
b.      Untuk membuat sistem up to date
c.       Untuk meningkatkan kemampuan system

1.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall

Sebagai sebuah metode dalam mengembangkan sistem, tentu saja metode waterfall memiliki beberapa kelemahan dan juga kelebihan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan metode waterfall dalam mengembangkan sistem:
kelebihan
kekurangan
Memiliki proses yang urut, mulai dar analisa hingga support
Proses yang dilakukan cenderung panjang dan juga lama
Setiap proses memiliiki spesifikasinya sendiri, sehingga sebuah sistem dapat
dikembangkan sesuai dengan apa yang
dikehendaki (tepat sasaran)
Biaya penggunaan metode yang cenderung mahal
Membutuhkan
banyak riset dan juga
penelitian pendukung untuk
mengembangkan
sistem menggunakan metode waterfall
Setiap proses tidak dapat saling tumpang
tindih

Salah satu jenis sistem yang mungkin sangat cocok menggunakan metode waterfall sebagai metode pengembangannya adalah sebuah sistem operasi komputer. Hal ini disebabkan karena sistem operasi komputer memiliki fungsi yang sangat kompleks, sehingga dalam pengembangannya membutuhkan analisa yang penuh mengenai kebutuhan user akan sistem operasi, hingga fiturfitur penting yang harus dimiliki oleh sistem operasi tersebut.
Semakin baik proses riset dan analisa yang dilakukan, maka hal ini akan membuat fungsi sebuah sistem operasi komputer menjadi lebih kompleks, eksklusif, dan juga sangat beragam dan banyak digunakan oleh user. Selain itu, sistem operasi juga sangat membutuhkan supporting, yang dilakukan dengan cara update berkala dari sistem operasi tersebut.

2. Metode SDLC Spiral

Kali ini saya akan melanjutkan postingan tentang salah satu metode pengembangan perangkat lunak yaitu metode PRL SPIRAL. Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model prototyping dengan pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian dan sistematikanya.  Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm. Pengembang dalam model ini memadupadankan beberapa model umum tersebut untuk menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab persoalanpersoalan tertentu selama proses pengerjaan proyek.
Model spiral (spiral model) adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan software secara cepat. Di dalam model spiral, software dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe kertas. Selama iterasi berikutnya, sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap.
Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, di antara tiga sampai enam wilayah tugas. Tahap-tahap model tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.
1.      Tahap Liason: pada tahap ini membangun komunikasi yang efektif di antara pengembangan dan pelanggan.
2.      Tahap Planning (perencanaan): pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
3.      Tahap Analisis Resiko: mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi resiko baik teknis maupun manajemen.
4.      Tahap Rekayasa (engineering): pembuatan prototipe atau pembangunan satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
5.      Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release): pada tahap ini dilakukan pembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan proyek.
6.      Tahap Evaluasi: Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.
Dalam pengembangan sistem informasi berbasis web, model ini digunakan untuk menyelesaikan sistem secara global terlebih dahulu, kemudian untuk feature dari sistem akan dikembangkan kemudian. Dengan ini mempercepat dalam pengimplementasian project dan hal ini cocok digunakan dalam sistem informasi Web.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Spiral :


kelebihan
kekurangan
Sangat mempertimbangkan
resiko kemungkinan
munculnya kesalahan
sehingga sangat dapat diandalkan untuk
pengembangan
perangkat lunak skala besar.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat lunak
cukup panjang
demikian juga biaya yang besar.
Pendekatan model ini dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang
sangat baik dengan menggabungkan model waterfall
ditambah dengan
pengulangan-
pengulangan sehingga
lebih realistis untuk mencerminkan keadaan sebenarnya.
Sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat
memperkirakan resiko.
             

Baik pengembang maupun pemakai dapat cepat
mengetahui letak
kekurangan dan
kesalahan dari sistem karena proses-
prosesnya dapat diamati dengan baik.
Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol proses. Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah metode ini cukup handal untuk diterapkan. Meyakinkan konsumen (khusunya dalam situasi kontrak) bahwa pendekatan evolusioner bisa dikontrol.
Model Boehm/Spiral sangat cocok diterapkan untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami kondisi pada setiap tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu, diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia cukup memadai.

3. Metode SDLC Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development (RAD) adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk menyediakan pengembangan yang jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui siklus tradisional (McLeod, 2002). RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat pengembangan sistem/aplikasi (Bentley, 2004). Dari definisi-definisi konsep RAD ini, dapat dilihat bahwa pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat.

1.1 Fase dan Tahapan Pengembangan Aplikasi

Menurut Kendall (2010), terdapat tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut adalah requirements planning (perencanaan syarat-syarat), RAD design workshop (workshop desain RAD), dan implementation (implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall (2010), berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan aplikasi.
1)      Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).
2)      RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD) 
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010).
3)      Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspekaspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspekaspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).

1.2   Kelebihan dan Kekurangan RAD

Metode pengembangan sistem RAD relatif lebih sesuai dengan rencana pengembangan aplikasi yang tidak memiliki ruang lingkup yang besar dan akan dikembangkan oleh tim yang kecil. Namun, RAD pun memiliki kelebihan dan kekurangannya sebagai sebuah metodoligi pengembangan aplikasi. 
Kelebihan metodologi RAD :
a.       Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai.
b.      RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya projek dan sumberdaya manusia.
c.       RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu penyelesaian projek.
d.      Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional.
e.       Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-fungsi sistem atau antarmuka pengguna.
f.        RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh pemangku kebijakan projek.
kekurangan penerapan metode RAD :
a.       Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mepercepat projek dengan terburu-buru.
b.      Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap detail. Aplikasi dapat diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak mampu mengarahkan penekanan terhadap permasalahanpermasalahan perusahaan yang seharusnya diarahkan.
c.       RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan prangkat ini di mana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem.

4. Metode SDLC Syncronize and Stabilize

Model ini adalah model yang digunakan oleh Microsoft.  Secara garis besar, Model Synchronize and Stabilize ini sama dengan model incremental, tetapi oleh CUsamano dan Selby tahun 1997 menyebutnya sebagai model Syncronize and Stabilized Model karena ada beberapa proses manajemen yang ditekannya oleh Microsoft.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara dengan sejumlah konsumen yang potensial.  Kemudian kebutuhan-kebutuhan tersebut dibuat paket dan disusun daftar secara prioritas.  Kemudian spesifikasi ditulis.  Selanjutnya pekerjaan dibagi dalam tiga atau empat bagian pembangunan software.  Bagian pertama menangani hal-hal
yang paling kritis, bagian selanjutnya menangani hal-hal yang krisis selanjutnya, dan seterusnya.
Pada akhirnya, setiap hari dilakukan proses sinkronisasi, yaitu menggabungkan bagian-bagian yang terpisah tersebut kemudian ditesting.  Proses stabilisasi dilakukan pada akhir pembangunan setiap bagian.  Kesalahan yang terjadi akan diperbaiki, dan tidak akan ada perubahan spesifikasi.

1.1 Proses tim Synchronize-and-Stabilize dapat dirangkum sebagai berikut:

a.       Berorientasi kepada fitur
b.      Synchronize (pengembangan harian) and Stabilize
(perbaikan kesalahan di setiap milestone)
c.       Product Managers mengembangkan vision statement dan fitur yang sesuai dengan keinginan customer.
d.      Program Managers mengembangkan fungsional spesifikasi berdasarkan vision statement.
e.       Program Managers membuat jadwal dan tim fitur paralel antara 3-8 pengembang dan penguji berdasarkan fungsional spesifikasi.
f.        Anggota tim dapat bekerja secara mandiri, sehingga dapat menghasilkan kreativitas dan kebebasan di dalam sebuah project.
1.        Fase perencanaan (3-12 bulan, tergantung besarnya suatu project)
-          vision statement
-          specification
-          schedule and feature team formation
2.        Fase Pengembangan (6-12 bulan)
-          subproject I: krusial 1/3 fitur, milestone release I
-          subproject II: 1/3 fitur, milestone release II
-          subproject III: final 1/3 fitur, milestone release III — code complete
3.        Fase Stabilization (3-8 bulan)
-          Internal testing
-          External testing di bagian “beta tester”
-          Siap untuk diluncurkan, dimana terdapat “golden master” dan dokumentasi.

1.2 Keuntungan menggunakan metode Synchronize and Stabilize

      Pendekatan synchronize and stabilize mempunyai beberapa keuntungan bagi para manajer dan engineer dalam mengembangkan suatu produk.
      Membagi produk yang besar ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil (prioritas dari fitur produk yang memiliki tim fitur kecil dapat dibuat dalam beberapa bulan)
      Membuat project bekerja secara sistematis meskipun mereka tidak dapat menggambarkan dan menyelesaikan suatu produk di awal project.
      Mengijinkan tim besar bekerja menjadi tim yang lebih kecil dengan membagi sebuah tim menjadi beberapa bagian, bekerja secara paralel tetapi tetap dapat berkesinambungan dalam men synchronizing setiap perubahan, stabilizing produk dan menemukan serta memperbaiki kesalahan.
      Memfasilitasi masukkan dari customer, fitur produk dan waktu pengembangan yang pendek, yang didukung oleh mekanisme masukkan customer, prioritas, menyelesaikan dahulu bagian yang sangat penting dan melakukan perubahan tanpa harus mengurangi fitur yang diperlukan.

5. Metode SDLC Extreme Programming

Extreme Programming (XP) merupakan suatu pendekatan yang paling banyak digunakan untuk pengembangan perangkat lunak cepat. Alasan menggunakan metode  Extreme Programming (XP) karena sifat dari aplikasi yang di kembangkan dengan cepat melalui tahapan-tahapan yang ada meliputi : Planning/Perencanaan, Design/Perancangan, Coding/Pengkodean dan Testing/Pengujian. (Pressman, 2012:88). Adapun  tahapan pada Extreme Programming dapat di jelaskan sebagai berikut:
1)      Planning/Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dimulai dari pengumpulan kebutuhan yang membantu tim teknikal untuk memahami konteks bisnis dari sebuah aplikasi. Selain itu pada tahap ini juga mendefinisikan output yang akan dihasilkan, fitur yang dimiliki oleh aplikasi dan fungsi dari aplikasi yang dikembangkan.
2)      Design/Perancangan
Metode ini menekankan desain aplikasi yang sederhana, untuk mendesain aplikasi dapat menggunakan ClassResponsibility-Collaborator (CRC) cards yang mengidentifikasi dan mengatur class pada object-oriented.
3)      Coding/Pengkodean
Konsep utama dari tahapan pengkodean pada extreme programming adalah pair programming, melibatkan lebih dari satu orang untuk menyusun kode.
4)      Pengujian
Pada tahapan ini lebih fokus pada pengujian fitur dan fungsionalitas dari aplikasi.
5.1.1 Extreme Programming tepat untuk dipergunakan untuk pembuatan program yang:
-          Membutuhkan perubahan yang cepat (misalnya: Game
Mobile)
-          Proyek beresiko tinggi dengan tantangan yang berat
-          Tim programmer sedikit, yaitu sekitar 2–10 orang
-          Adanya permintaan dari pelanggan secara langsung

1.1 Keuntungan dan Kekurangan Extreme Programming

         Meningkatkan kepuasan kepada klien
         Pembangunan system dibuat lebih cepat
         Menjalin komunikasi yang baik dengan client.
         Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.
Kekurangan Extreme Programming
         Cerita-cerita yang menunjukkan requirements dari pelanggan kemungkinan besar tidak lengkap sehingga Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima.
         Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga).
         XP tidak memiliki dokumentasi formal yang dibuat selama pengembangan. Satu-satunya dokumentasi adalah dokumentasi awal yang di
           

BAB III Kesimpulan

1.      Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan.
2.      Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi.
3.      Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
4.      Prinsip Pengembangan Sistem yaitu: Sistem yg dikembangkan adalah untuk manajemen, investasi modal yg besar, memerlukan orang yg terdidik, dll.
5.      Alasan diperlukan Pengembangan Sistem Informasi adalah: adanya masalah yang timbul dari sistem yang lama seperti ketidakberesan dalam sistem lama dan pertumbuhan organisasi (kebutuhan informasi yg semakin luas, volume pengolahan data meningkat, perubahan prinsip akuntansi), untuk meraih kesempatan-kesempatan dalam berbagai hal, seperti : peluang-peluang pasar, pelayanan yg meningkat kpd pelanggan, juga adanya instruksi-instruksi (directive) dari pimpinan atau dari luar organisasi spt peraturan. 
6.      Macam-Macam Metodologi Pengembangan System diantaranya yaitu: SLDC, WATERFALL, Prototyping, RAD, Spiral, Object Oriented Technology dan Metode End-user Development.


Penjelasan sederhana 6 Menu dari shopee.co.id

  Oleh : 1.        Aditia Nanda A                                     (50418178) 2.        Bambang Satrio Nugroho                     (51418...